Film Indonesia yang Diangkat dari Kisah Nyata – Banyak sekali inspirasi dalam membuat sebuah film layar lebar. Kadang kala inspirasi sebuah film itu didapat dari kisah nyata. Karena dianggap menarik, akhirnya diangkat menjadi film layar lebar.
Berikut beberapa film Indonesia yang benar-benar diangkat dari kisah nyata. Film tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi perjuangan dari kisah hidup mereka.
1. Gie (2005)
Film Gie merupakan kisah nyata yang diambil dari buku catatan harian Soe Hok Gie yang kemudian dibukukan dan berjudul ‘Catatan Seorang Demonstran’. Soe Hok Gie merupakan seorang aktivis mahasiswa yang lahir di keluarga keturunan Tionghoa dan menjalani kehidupan sederhana di Jakarta. Gie merupakan sosok yang jujur dan tidak kenal kompromi. Sejak usia remaja, Gie memiliki ketertarikan dengan konsep-konsep idealis yang dipaparkan oleh intelek-intelek kelas dunia.
Film Gie mendapatkan penghargaan pada Piala Citra Festival Film Indonesia 2005 dengan sebelas penghargaan yang termasuk dalam Film Bioskop Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Sutradara Terbaik, dan masih banyak lainnya.
2. Soegija (2012)
Soegija diangkat menjadi uskup pribumi dalam Gereja katolik Indonesia ketika perang dunia kedua. Ketika Jepang datang ke Indonesia (1942), Mariyem terpisah dari Maryono, kakaknya. Ling Ling terpisah dari ibunya. Hal itu membuat seorang tentara Jepang dan penganut Budhist, Nobuyuki, selalu teringat anaknya di Jepang ketika masa perang.
Begitu pun dengan seorang tentara Belanda, Robert tersentuh ketika menemukan bayi di medan perang. Ia pun rindu pulang dan ingin bertemu ibunya. Sementara itu, Hendrick menemukan cintanya yang tak mampu ia miliki karena perang. Soegija sendiri merupakan warga pribumi pertama yang diangkat menjadi uskup oleh Vatikan, dan resmi menjabat sebagai uskup agung Semarang pada 1960.
3. Surat Kecil untuk Tuhan (2011)
Surat kecil untuk Tuhan adalah sebuah film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan gadis remaja bernama Gita Sesa Wanda Cantika alias Keke melawan kanker ganas. Gadis cantik,pintar dan mantan artis penyanyi cilik berusia 13 tahun yang menjadi penderita kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Kanker itu menyerang wajahnya yang cantik dan menjadikannya seperti monster. Bahkan, dokter pun mengatakan kalau hidupnya tinggal beberapa bulan saja.
Keke yang menyadari hidupnya akan berakhir kemudian menuliskan surat kecil untuk Tuhan untuk terakhir kalinya. Tuhan memberikan anugerah dalam hidupnya. Keke mampu bertahan bersama kankernya selama tiga tahun lamanya sebelum akhirnya ia menyerah dan pergi meninggalkan orang-orang yang ia cintai. Kisah ini meraih beberapa penghargaan inspiratif.
4. Habibie dan Ainun (2012)
Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti untuk bangsa Indonesia dengan menciptakan truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda tajam pikiran yang dengan jalur karier membuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung.
Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang untuknya semanis gula. Untuk Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Untuk Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun, setiap kisah mempunyai kesudahan, setiap mimpi berbatas.
Kisah nyata dari Presiden ke-3 Indonesia ini mendapat sambutan hangat dari masyrakat bahkan hingga seri ke-3 dari filmnya tetap menjadi salah satu film yang laris di pasaran.
5. Sang Pencerah (2010)
Sang Pencerah merupakan film yang diangkat berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film ini bergenre islami dan berlatar belakang sejarah di akhir abad ke-19 yang menceritakan sepak terjang Muhammad Darwis, atau yang kemudian dikenal sebagai KH Ahmad Dahlan.
Alur cerita berkisah tentang K.H. Ahmad Dahlan yang di dalamnya berisi tentang semangat anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya. Di usianya yang masih cukup muda, seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah bid’ah/sesat. Melalui langgar, Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi. Akibatnya, surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat.
6. 3 Srikandi (2016)
Film 3 Srikandi adalah film yang terinspirasi dari kisah nyata atlet pemanah Indonesia yang berlaga di Olimpiade Musim Panas tahun 1988 di Seoul, Korea Selatan. Ketiga atlet tersebut yaitu Nurfitriyana, Lilies, dan Kusuma.
Film ini mengisahkan tentang cabang tim panahan Indonesia yang sedang mengalami krisis di mana dibutuhkan pelatih yang bisa menyiapkan atlet dalam waktu singkat untuk Olimpiade. Satu–satunya pilihan yaitu Donald Pandiangan yang mempunyai julukan Robin Hood Indonesia. Donald sendiri sudah lama menghilang dari dunia panahan, bahkan olahraga. Ia masih terpukul pada kejadian yang menimpa dia pada saat Olimpiade musim panas tahun 1980 yang menyebabkan Donald gagal berangkat karena alasan politis.
Dengan waktu yang semakin mepet dengan pelaksanaan olimpiade, serta masalah yang dipikul masing–masing atlet, mereka menghadapi ancaman akan gagalnya berangkat ke olimpiade. Pengurus persatuan panahan, Pak Udi harus meyakinkan para srikandi dan pelatihnya untuk tetap optimistis menghadapi olimpiade.
7. 99 Cahaya di Langit Eropa (2013)
Film ini mengangkat kisah nyata saat Hanum Rais dan suaminya Rangga kuliah di Eropa. Kisah seorang jurnalis asal Indonesia yang tengah menemani suaminya menjalani kuliah doktorat di Austria, mulai dari bagaimana mereka beradaptasi, hingga menemukan jejak-jejak ajaran Islam di Eropa.
Pasangan itu menuangkan perjalanannya tinggal di Eropa, tepatnya Austria, selama tiga tahun saat Rangga menempuh pendidikan S3 dengan segala tantangannya untuk menjadi muslim yang baik. Selama tinggal di Eropa, pasangan tersebut juga melakukan sebuah perjalanan spiritual mengulik sejarah Islam di sejumlah kota-kota besar Eropa yaitu Wina (Austria), Paris (Prancis), Cordoba dan Granada (Spanyol), serta Istanbul (Turki).
Ia juga menyebutkan bahwa peradaban bangsa yang kuat harus didukung oleh produk-produk budaya yang kuat. Sementara, Hanum mengatakan jika Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada dapat menjadi jembatan untuk mengatasi perbedaan dan membawa perdamaian. Ia merujuk peran umat muslim sebagai agen muslim yang baik yang menyebarkan perdamaian.
8. Merry Ryana: Mimpi Sejuta Dolar (2014)
Sesuai judulnya, film ini merupakan kisah nyata dari Merry Ryana, motivator Indonesia yang berhasil mengubah mimpi sejuta dolarnya menjadi kenyataan. Cerita dalam film ini berawal, ketika Merry Riana yang baru saja lulus SMA, terpaksa harus mengungsi ke Singapura karena kondisi di Indonesia sedang tidak stabil.
Karena kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, orang tua Merry terpaksa harus menjual barang-barang mereka yang tersisa. Hasilnya hanya mampu untuk beli satu tiket pesawat ke Singapura. Mereka memilih Merry berangkat terlebih dahulu dengan bekal seadanya. Di Singapura, Merry bertemu Irene, teman Merry saat SMA yang memang hendak kuliah disana.
Merry sadar dengan kondisi yang dialami saat itu ia harus betul-betul mandiri. Ia berusaha keras untuk mencari pekerjaan, namun tidak mudah. Setelah mengalami penolakan dari beberapa tempat kerja, Merry akhirnya diterima di suatu organisasi sosial sebagai penyebar brosur dengan gaji rendah. Ia juga sempat bekerja sebagai cleaning service di suatu perusahaan wahana. Bisnis online dan bermain saham resiko tinggi juga sempat Merry lakukan hingga membuat kondisi keuangannya naik turun.
9. Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015)
Seperti judulnya, film ini menceritakan tkisah hidup serta perjuangan Tjokroaminoto sebagai seorang bangsawan sekaligus pahlawan di Indonesia. Tjokroaminoto lahir sebagai keturunan bangsawan. Ia pun dibesarkan dalam keluarganya yang sangat religius di salah satu desa di Jawa Timur, Ponorogo. Dikelilingi oleh keadaan yang serba enak ternyata membuat Tjokroaminoto tidak merasa bahagia. Malahan ia merasa tidak nyaman karena melihat keadaan masyarakat Indonesia saat itu yang kondisinya tengah di jajah oleh Belanda. Berawal dari rasa pedulinya inilah, Tjokroaminoto rela untuk melepaskan dirinya dari kenikmatan sebagai seorang bangsawan dan memilih untuk bekerja. Ia pun memutuskan pergi dari rumahnya untuk bekerja sebagai kuli di sebuah pelabuhan.
Beberapa film di atas diharapkan dapat memberikan masyarakat pelajaran dan motivasi hidup layaknya tokoh utama pelaku film di atas.